Jumat, 30 Juli 2010

internet

Apa Itu Internet?

Internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung secara global yang memungkinkan pengguna internet saling bertukar informasi/data melalui jaringan tersebut. Internet adalah sistem komunikasi data berskala global, suatu infrastruktur yang terdiri dari hardware dan software yang menghubungkan komputer yang berada di jaringannya.

So, internet berbicara mengenai jaringan komputer yang terhubung dan saling berinteraksi satu sama lain dalam skala global.
Awal Mula Internet (Sejarah Internet versi singkat)

Ada banyak sekali poin penting dalam sejarah perkembangan internet. Namun pada kesempatan ini saya akan menyederhanakannya menjadi 5 milestone penting dahulu saja, berdasarkan apa yang telah di beritakan oleh CNET Australia. Milestone versi yang lebih kompleks akan saya terbitkan di tulisan selanjutnya :)

Kemunculan internet dimulai pada 1966, oleh ARPA (Advanced Research Project Agency – Salah satu divisi di departemen pertahanan U.S.) dengan ide yang sangat simpel: membuat jaringankomputer militer yang mampu bertukar data dari tempat yang jauh.

Di tahun 1969, ARPA dengan ARPANET-nya berhasil menghubungkan dua komputer di University of California, Los Angeles dan SRI International di Menlo Park, California. Hal ini lah yang menjadi salah satu embrio kelahiran internet.

Di tahun 1974, TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) diperkenalkan dan menjadi sangat populer serta diterima di tahun 80-an. TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan untuk proses tukar-menukar data dalam jaringaninternet. Sederhananya, TCP/IP adalah protokol/aturan yang digunakan bersama dalam mentransfer data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet.

TCP/IP menggunakan skema pengalamatan yang disebut IP Adress. Satu skema yang memberikan satu alamat kepada satu mesin komputer, yang membuat data yang disimpan di dalamnya dapat diakses oleh komputer lain. Contoh IP Address: 205.116.008.044. Untuk lebih memahami tentang IP Adress, anda bisa artikel mengenai ip address di wikipedia

Pada Oktober 1984, sistem domain name (.com, .org, .gov, .edu, etc) diperkenalkan. Domain name adalah satu cara untuk membuat internet menjadi lebih mudah untuk di jelajahi. Sederhananya begini: Teknologi TCP/IP memberikan satu IP address untuk setiap komputer yang membuatnya dapat diakses oleh komputer lain. IP address ini terdiri dari beberapa deret angka, contohnya: 192.12.12.98 . Nah, domain name adalah satu usaha untuk membuatinternet menjadi lebih manusiawi dengan cara menjadikan domain name sebagai “alias” dari IP address. Lebih mudah mengetikkan bloggingly.com daripada 192.12.12.98 kan? ;)

Juni 1987, format gambar gif ditemukan. GIF, atau graphic interchange format adalah salah satu format gambar digital yang relatif lebih efisien (karena ukurannya yang lebih kecil) daripada format gambar lain (misalnya, .JPEG) yang segera membuatinternet menjadi lebih berwarna dengan berbagai gambar dalam format .gif.

November 1990, format World Wide Web atau www diperkenalkan oleh Tim Barners Lee, seorang karyawan CERN (Organisasi gabungan negara-negara eropa yang meneliti teknologi nuklir. Sudah baca Deception Point, novel karangan Dan Brown?).

Well, ini hal yang penting namun seringkali pemahaman kita kurang tepat: internet dan world wide web adalah dua hal yang berbeda. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung dalam skala global, sedangkan world wide web adalah salah satu layanan internet yang berupa jaringan dokumen atau sumberdaya lain seperti audio, video atau gambar yang saling terhubung oleh hyperlink atau URL (Uniform Resource Locator – alamat web dokumen web yang anda ketikkan di address bar browser) yang ditransfer melalui jaringaninternet melalui protokol HTTP (hypertext transfer protocol).

Jadi awalnya ada berbagai macam format pertukaran data antar komputer yang eksis di jaringan internet. Sialnya, terkadang antara satu format dengan format yang lain tidak kompatibel. Hal tersebutlah yang mendasari diciptakannya world wide web sebagai platforminternet: untuk menyeragamkan format pertukaran data di internet.

FYI, Ada beberapa layanan lain selain world wide web yang “bernaung” di dalam internet: Gopher, E-Mail, IRC, dll.

Kelanjutan dari world wide web? Apa yang tengah anda jelajahi sekarang adalah kelanjutan pengembangan dari world wide web :)

Hardware internet

Router



Sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.



Sound Card



Suatu komponen yang terdapat dalam PC yang bertugas untuk menunjang fungsi suara dalam PC multimedia.







Modem



Modulation
demodulation. Umumnya alat ini digunakan untuk merubah sinyal analog menjadi digital dan sebaliknya. misalnya untuk menghubungkan antara dua komputer melalui dial-up dengan menggunakan line telepon dalam mengakses data melalui jaringan atau internet.






LAN Card



Kartu jaringan
(Inggris: network interface card disingkat NIC atau juga network card) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis, yakni NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis. Contoh NIC yang bersifat fisik adalah NIC Ethernet, Token Ring, dan lainnya; sementara NIC yang bersifat logis adalah loopback adapter dan Dial-up Adapter. Disebut juga sebagai Network Adapter. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna.






Kabel UPT



Unshielded twisted-pair
(disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.





Bridge Jaringan



Sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda, seperti halnya antara Token Ring dan Ethernet. Bridge akan membuat sinyal yang ditransmisikan oleh pengirim tapi tidak melakukan konversi terhadap protokol, sehingga agar dua segmen jaringan yang dikoneksikan ke bridge tersebut harus terdapat protokol jaringan yang sama (seperti halnya TCP/IP). Bridge jaringan juga kadang-kadang mendukung protokol Simple Network Management Protocol (SNMP), dan beberapa di antaranya memiliki fitur diagnosis lainnya.





HUB



Adalah salah satu perangkat dalam Jaringan Komputer yang berguna untuk menghubungkan antar segmen dalam jaringan. Dia bekerja di level fisik (layer pertama) dari model referensi OSI. Dengan adanya hub, maka CSMA/CD yang bertugas untuk mensharing medium (kabel, udara, fiber, dll) agar semua bisa terkoneksi dapat berjalan dengan baik.
Hub bertugas mengkoneksikan setiap node agar terhubung dengan sebuah backbone utama dalam proses transmisi data


MANFAAT INTERNET

Manfaat Internet sebagai salah satu media terbesar di dunia bisa digunakan sebagai pendorong majunya pendidikan di Indonesia khususnya.

Teknologi internet hadir sebagai media / sarana yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara massal, yang dikenal one to many communication (misalnya mailing list). Dengan adanya aplikasi teleconference, INTERNET juga dapat hadir secara real time audio visual seperti pada metode konvensional.

Berdasarkan hal tersebut, maka internet sebagai media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu :

a. sebagai media interpersonal dan massa

b. bersifat interaktif

c. memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron

Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional.

Teknologi INTERNET menunjang para pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Mereka tetap dapat berkomunikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, mailing list, dan chatting. Mailing list dapat dimanfaatkan sebagai media diskusi, dimana pakar / pengajar akan berdiskusi bersama anggota mailing list. Metode ini mampu menghilangkan jarak antara pakar / pengajar dengan pelajar. Suasana yang hangat dan nonformal pada mailing list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif.

Beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan antara lain :

- arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat

- kemudahan mendapatkan resource yang lengkap

- aktifitas pembelajaran pelajar meningkat

- daya tampung meningkat

- adanya standardisasi pembelajaran

- meningkatkan learning outcomes baik kuantitas maupun kualitas

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa INTERNET bukanlah pengganti sistem pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat suplementer dan pelengkap. Metoda konvensional tetap diperlukan, hanya saja dapat dimodifikasi ke bentuk lain. Media diskusi konvensional mengalami modifikasi menjadi diskusi melalui mailing list.

Pemakaian Komputer dalam Proses Belajar

Sebelumnya perlu dijelaskan istilah CAI dan CMI yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan komputer.

CAI yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI dapat sebagai tutor yang menggantikan guru di dalam kelas. CAI juga sangat beragam bentuknya, tergantung dari kemampuan desainer dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.

CMI digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database buku / e-library, kegiatan administratif sekolah seperti pencatatan pembayaran, kuitansi dan sebagainya.

Pada masa sekarang CMI & CAI bersamaan fungsinya dan kegiatannya seperti pada e-Learning, dimana urusan administrasi dan kegiatan belajar mengajar sudah masuk dalam satu sistem.

Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran

Untuk Tujuan Kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.

Untuk Tujuan Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi, sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia pendidikan. Beberapa contoh program antara lain simulasi pendaratan pesawat, simulasi penggabungan unsur kimia, simulasi rangkaian elektronika, dan lain sebagainya.

Untuk Tujuan Afektif

Bila suatu program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap / afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

Manfaat INTERNET dalam Dunia Usaha

Dengan semakin berkembangnya INTERNET sekarang ini, semakin berkembang pula pemanfaatan INTERNET dalam upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah memanfaatkan INTERNET dalam dunia usaha mereka. Dengan semakin banyak orang yang memanfaatkan/menggunakan INTERNET, juga membuka peluang tersendiri. Seperti peluang untuk menyediakan jasa layanan INTERNET ( ISP ), warung INTERNET ( warnet ), VoIP ( voice over internet protocol ), dan lain sebagainya.

Manfaat INTERNET dalam Pemasaran Barang dan Jasa

Banyak sekali manfaat INTERNET bagi perusahaan atau para produsen barang maupun jasa. Banyak sekali perusahaan atau para penyedia barang dan jasa akhir-akhir ini menggunakan media INTERNET untuk memasarkan barang dan jasa mereka. Dengan menggunakan media ini banyak kelebihan yang didapatkan oleh perusahaan dengan membangun sebuah halaman web perusahaan mereka masing-masing. Keuntungan dari web tersebut antara lain :

- Web dapat memantapkan kehadiran perusahaan di dunia bisnis.

- Web memberikan kesempatan bagi perusahaan memasuki jaringan yang lebih global.

- Web menyediakan informasi bisnis untuk pelanggan dan masyarakat secara luas.

- Web dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan secara lebih baik dengan adanya berbagai fasilitas yang menarik dan interaktif.

- Web dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap produk maupun perusahaan.

- Web menjadi sarana pemberitaan informasi yang sensitif terhadap waktu.

- Web juga dapat dijadikan sarana menjual produk atau tempat transaksi.

- Web dapat menyajikan informasi secara interaktif dengan memanfaatkan multimedia.

- Web mampu mencapai pasar ditinjau secara demografi sesuai dengan yang diinginkan.

- Web menjadi saran untuk tanya jawab antara pelanggan dengan perusahaan atau sering disebut frequently asked question (FAQ)

- Web dapat memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk melakukan kontak atau berkomunikasi dengan pramuniaganya secara langsung dengan fasilitas chat online ataupun yang lainnya.

- Web membuka kemungkinan bagi perusahaan memasuki pasar internasional.

- Web dapat menciptakan pelayanan 24 jam.

- Web memungkinkan melakukan perubahan informasi yang tersedia dengan cepat.

- Web akan memberikan kesempatan pelanggan untuk memberikan umpan balik kepada perusahaan.

- Web dapat dijadikan ajang uji coba terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.

- Web dapat dijadikan saran media informasi, publikasi perusahaan dan promosi.

- Web dapat mencapai pasar yang terspesilisasi.

- Web juga dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada pasar lokal.

Selain manfaat INTERNET bagi para penyedia barang dan jasa di atas, juga menjadi suatu kemudahan bagi para pelanggan atau para pencari barang ataupun jasa, antara lain :

- Katalog produk secara elektronis

- Komunikasi pertukaran informasi antara satu pelanggan dengan pelanggan yang lain.

- Mempermudah pencarian produk

- Transaksi secara elektronis, sehingga akan mempermudah bagi pelanggan yang mempunyai waktu terbatas.

- Penghematan waktu dan biaya dalam membeli barang.

- Sumber informasi update barang atau jasa, dan sebagainya.

Manfaat INTERNET dalam Menciptakan Lapangan Usaha yang Baru

Dengan semakin luas perkembangan dunia INTERNET, dan juga semakin banyak orang mambutuhkan layanan INTERNET, maka timbullah peluang usaha yang baru antara lain :

- Warung internet ( warnet )

- Telepon dengan teknologi VoIP

- Penyedia layanan INTERNET / ISP ( Internet Service Provider )

- Dan lainnya

Pemanfaatan Internet dalam Pemerintahan

Pemanafaatan INTERNET dalam suatu institusi dapat membuat pekerjaan semakin efektif. Untuk dinas pemerintahan, internet akan sangat membantu dalam menyukseskan program e- government. Dalam e-government, internet menjadi teknologi yang berperan dalam proses penyediaan dan transfer informasi dari pemerintah kepada pihak lain, misalnya warga masyarakat, ataupun sebaliknya.

Dengan porogram e-goverment tersebut, suatu dinas pemerintahan lokal maupun nasional, dapat mempresentasikan keunggulan dan potensi-potensi daerah masing-masing, seperti potensi usaha, potensi pariwisata, kekayaan dan sumber daya alam, dan sebagainya. Sehingga akan sangat membantu pelayanan terhadap masyarakat luar maupun masyarakat setempat yang membutuhkan informasi tentang daerah yang dimaksud.

Dengan demikian, secara tidak langsung akan membantu perkembangan suatu daerah, dalam hal ekonomi, sosial, kebudayaan, dan yang lainnya. Orang luar akan dapat mengetahui peluang-peluang usaha di suatu daerah dengan mudah melalui e-goverment. Begitu juga masyarakat setempat akan dapat mempresentasikan kekayaan atau produk-produk daerah setempat, sehingga masyarakat luar dapat mengetahuinya.

Manfaat INTERNET bagi Masyarakat

Di zaman sekarang, dengan mudahnya masyarakat bisa mendapatkan layanan INTERNET. Banyak penyedia layanan INERNET menawarkan layanan mereka dengan berbagai pilihan yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggannya. Warung Internet ( warnet ) pun sudah semakin banyak didirikan. Semua itu dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakt akan jasa layanan INTERNET.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dari INTERNET. Kita dapat memproleh informasi tentang segala sesuatu yang kita inginkan melalui INTERNET. Dengan INTERNET, kita dapat memperoleh perkemangan berita lebih cepat, informasi lowongan kerja, informasi teknologi terbaru, untuk tukar pendapat dengan orang lain, untuk berkomunikasi dengan teman atuau saudara yang jauh jaraknya, dan lain sebagainya.

Secara umum, manfaat INTERNET bagi mayarakat yaitu dapat menambah wawasan masyarakat tentang perkembangan informasi dunia luar.

journal internet

Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet
Ditinjau dari Tipe Kepribadian Dan Jenis Kelamin
(Internet Usage Intensity Difference in Relation to
Personality Type and Sex)
Itryah
Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma, Palembang
Abstract
The purpose of this research was to find out the differences on internet usage intensity according to personality type and sex. The research population was UMM students who were at 1998-2001 academic year. The subjects were 85 students, which consist of 39 male and 46 female with extrovert and introvert personality type. The data were collected using questionnaire and Eysenck’s Personality Inventory-A. The validity and reliability of the instruments were assessed using Pearson’s Product-Moment correlation and Cronbach’s Alpha coefficient. The data were analyzed using 2-Ways ANOVA technique by means of SPS IBM/IN. The result of this study showed that (1) there was a significant difference on internet usage intensity according to personality type, in which the intensity is greater on the subject with introvert than extrovert personality type (F = 5.824; p = 0.017); (2) there was no significant difference on internet usage intensity according to sex (F = 2.438; p = 0,118); and (3) there was a very significant different in internet usage intensity according to personality type and sex, in which the intensity is greater on the male introvert either than female introvert or male extrovert (F= 22.253; p = 0,000).
Keywords: internet usage intensity, personality type, sex.
Pendahuluan
Dewasa ini, arus reformasi dan globalisasi telah memasuki seluruh bidang kehidupan masyarakat seperti bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan hiburan. Dalam era reformasi dan globalisasi, informasi merupakan faktor yang paling dibutuhkan oleh setiap orang. Salah satu sarana
Itryah 47
Jurnal PSYCHE
informasi yang akhir-akhir ini yang paling sering digunakan untuk menyimpan dan menyebarkan informasi adalah internet.
Secara historis, internet telah hadir lebih dari dua puluh lima tahun. Dalam kurun waktu itu, peranan internet telah beralih dari sekedar sebagai bahan kajian laboratorium menjadi pekakas yang digunakan jutaan orang setiap hari. Jaringan internet tercipta oleh suatu ledakan yang tak terduga pada tahun 1969, yaitu lahirnya ARPANET, suatu proyek eksperimen dari kementrian pertahanan Amerika bernama DARPA (Departement of Defence Advance Recearch Projects Agency). Tujuannya sederhana yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menggunakan para peneliti dengan berbagai sumber daya jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar. Keberhasilan yang dicapai oleh ARPANET membantu membudidayakan sejumlah jaringan yang lainnya yang kemudian saling berhubungan. Dua puluh lima tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu “organisme” yang semakin luas perkembangannya dan mencakup puluhan juta orang dari ribuan jaringan (Quey, 1977).
Menurut Suharsono dan Wijaya (1998), pada saat dioperasikan, sistem ARPANET menghubungkan sejumlah universitas yang ada di Amerika Serikat. Protokol yang digunakan pada saat itu sangat lamban dan menyebabkan jaringan yang ada menjadi sibuk. Menjelang tahun 1974, Vinton G. Cerf dan Robert E. Kahn membuat sketsa rancangan dasar untuk mengembangkan lebih lanjut protokol internet (IP: Internet Protokol) dan protokol kontrol transmisi (TCP: Transmission Control Protocol). Kedua protokol ini yang merupakan dasar dari protokol TCP/IP, telah digunakan di seluruh jaringan ARPANET. Dalam perkembangan lebih lanjut, protokol ini mempunyai kemampuan untuk menyediakan interface (antarmuka) dengan berbagai jenis komputer.
Survei yang telah dilakukan oleh FIND/SPV (American Internet User Surveyor) menyebutkan bahwa pada awal tahun 1996 terdapat 9,5 juta pengguna internet di Amerika Serikat. Pengguna tersebut terdiri dari 8,9 juta pengguna dewasa, dan 1,1 juta pengguna di bawah umur 18 tahun (Suharsono dan Wijaya, 1998).
Berbagai data menunjukkan bahwa internet telah, sedang dan akan terus berkembang pesat di berbagai penjuru dunia. Untuk Indonesai, data yang dikemukakan oleh Tjiptono dan Santoso (2000:5) menunjukikan bahwa komposisi pengguna internet di Indonesia pada tahun 1996 meliputi: 42,8% kalangan bisnis atau komersial; 29,9% pendidikan; 20,9% pemerintah; 5,8% riset, dan 1 % LSM.
Dewasa ini, internet telah banyak dimanfaatkan di bidang pendidikan. Melalui internet, kalangan universitas dan pusat riset mahasiswa di pusat pemerintah saling berkoneksi sebagai jaringan komputer nasional. Mahasiswa, dosen, dan karyawan menggunakan internet untuk berkomunikasi melalui surat Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari TipeKepribadian 48
Vol. 1 No. 1, Juli 2004
elektronik (e-mail). Pada hakekatnya internet bukan sekedar kumpulan kabel dan komputer. Internet adalah komunitas global dari orang-orang yang berbasis informasi.
Kehadiran internet telah mengubah paradigma bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan. Sebelum internet berkembang, pengetahuan pada umumnya didapat melalui koran, majalah, radio, buku, dan juga di bangku sekolah. Dengan hadirnya media internet, keterbatasan-keterbatasan media lainnya diharapkan mampu diatasi oleh internet.
Memasuki abad ke-21, internet terasa semakin populer. Hal ini terutama karena pengaruh internet telah yang memungkinkan lahirnya suatu peradaban baru dalam kehidupan sosial masyarakat dunia. Selain itu, internet merupakan produk canggih di bidang informasi. Alasannya, melalui layar yang relatif kecil, seseorang dapat menjangkau seluruh sudut dunia dengan menekan tombol pada komputer. Dengan demikian, manfaat internet terletak pada kandungan informasi global yang dimilikinya.
Dengan kelebihan yang dimilikinya, internet memungkinkan jutaan orang yang di dunia untuk saling berkomunikasi atau berbagi informasi. Seorang dapat berkomunikasi dengan yang lainnya dengan cara mengirim e-mail, atau dengan berpartisipasi dalam suatu kelompok diskusi, atau mendapatkan program dan informasi lainnya yang terdapat pada komputer. Cara komunikasi seperti ini merupakan alternatif baru bagi manusia dalam melakukan komunikasi, selain dengan menggunakan sarana komunikasi yang telah dikenal sebelumnya seperti: telepon, faksimili, kantor pos, surat kabar, dan sebagainya.
Komunikasi merupakan hal sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan internet komunikasi menjadi jauh lebih menarik dan efektif. Jika dengan telepon manusia dapat bercakap-cakap dengan orang lain baik didalam maupun di luar negeri. Akan tetapi, dengan internet video conference, manusia juga dapat melakukan hal yang sama, ditambah dengan saling melihat satu sama lainnya.
Dengan perkembangan internet sebagai teknologi informasi yang terbaru dan tercanggih di abad ini, muncul situasi dilematis yang menuntut perhatian yang serius di berbagai negara terutama di negara-negara maju. Dari satu sisi, perkembangan internet tentu saja membawa dampak-dampak negatif. Namun, di sisi lain, internet memberi keuntungan yang lebih besar baik untuk pengguna maupun pengusaha di bidang tersebut (Winarti, dkk., 2001).
Demam internet di Indonesia ternyata luar biasa. Direktur Situs Berita “Detik Com.”, Budi Darsono bahkan mengatakan bahwa pertumbuhan internet di Indonesia menduduki peringkat pertama dibanding dengan negara-negara lain di dunia (Jawa Post, Kamis 23 Maret 2000).
Tinjauan Pustaka
Itryah 49
Jurnal PSYCHE
Akses internet oleh para pengguna semakin disenangi. Dari beberapa kemudahan fasilitas yang ditawarkannya, internet ini sangat memungkinkan untuk mengadakan dan mengikuti kuliah jarak jauh (long learn distance) kursus-kursus, pelatiahan jarak jauh, diskusi dengan para ahli, dan aktivitas lain yang mendukung (Finanto, dkk., 1993).
Dengan melihat pesatnya perkembangan internet tersebut, maka pengguna internet terbuka bagi siapa saja, termasuk bagi mereka yang mempunyai tipe kepribadian yang berbeda. Menurut Siagian (1986), kepribadian seseorang menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk sikap, cara berfikir, dan acra bertindak. Sikap, cara berfikir, dan cara bertindak itu dapat dipastikan tidak terlalu sama antarindividu yang satu dengan yang lain.
Secara psikologis, ditinjau dari tipe kepribadiaannnya, ada dua tipe pengguna internet, yang pengguna yang memiliki tipe kepribadian introvert dan yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert. Eysenck mengelompokkan manusia berdasarkan dua tipe kepribadian, yaitu tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert (Suryabrata, 1982). Orang-orang yang introvert memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi, yang ditandai oleh kecenderungan obsesi mudah tersinggung, apathi, syaraf otonom mereka labil. Menurut pernyataan mereka sendiri, perasaan mereka gampang terluka, mudah gugup, menderita rasa rendah diri, mudah melamun, sukar tidur, intelegensi mereka relatif tinggi, perbendaharaan kata-kata baik, dan cenderung untuk tetap pada pendiriannya (keras kepala). Mereka yang tergolong dalam tipe kepribadian ini, pada umumnya teliti tetapi lambat, taraf aspirasi mereka tinggi tetapi ada kecenderungan untuk menaksir rendah prestasi mereka sendiri, mereka agak kaku (tegar), dan memperlihatkan “intrapersonal variability “ yang kecil.
Sebaliknya, orang yang mempunyai tipe kepribadian ekstrovert memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala histeris, memperlihatkan sedikit energi perhatian yang sempit, sejarah kerja yang kurang baik, serta hypocondris. Mereka mendapat kesukaran karena gagap, gampang terkena kecelakaan, sering tidak masuk kerja karena sakit, tidak puas, merasa sakit-sakitan, intelegensi mereka relatif rendah, perbendaharaan kata-kata kurang, dan mereka mempunyai kecenderungan untuk tidak tetap pada pendiriannya. Mereka yang tergolong dalam tipe kepribadian ini pada umumnya cepat tetapi tidak teliti, taraf aspirasi mereka rendah tetapi mereka menilai prestasi mereka secara berlebihan. Selain itu, mereka tidak begitu kaku dan memperlihatkan “intrapersonal variability” yang besar.
Sejalan dengan penggolongan yang dikemukan oleh Eysenck, Jung (dalam Suryabrata, 1982:193-194) menggolongkan manusia berdasarkan sikap jiwanya menjadi dua tipe, yaitu manusia yang bertipe ekstrovert dan tipe Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari TipeKepribadian 50
Vol. 1 No. 1, Juli 2004
introvert. Orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif yaitu dunia di luar dirinya. Sementara itu, orang introvert terutama berorientasi ke dalam, yakni pada pikiran dan perasaannya. Tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain tetapi penyesuaian dengan batinnya sendiri baik.
Berdasarkan ciri-ciri kepribadian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa berhadapan dengan internet, orang yang mempunyai tipe kepribadian introvert cenderung bersikap dan bertindak yang berlebihan. Hal ini berarti bahwa orang yang introvert akan selalu memanfaatkan fasilitas internet sebagai alat untuk bersosialisasi dan berkomunikasi. Karena orang tipe introvert memiliki interaksi dengan orang lain yang sangat kurang dan memiliki sifat yang lebih tertutup, maka internet dipandang dapat meningkatkan rasa sosialisasinya untuk bisa mengurangi rasa rendah diri. Oleh sebab itulah, mereka yang memiliki tipe kepribadian introvers dapat menggunakan media internet untuk menumpahkan segala ide-ide, pikirannya, atau chatting dengan orang lain di seluruh dunia tanpa harus berhadapan langsung. Mereka yang tergolong dalam tipe kepribadian ini memang lebih suka duduk berjam-jam di internet ketimbang menyesuaikan diri dengan orang lain. Mereka tidak sadar bahwa lama-kelamaan ia menutup diri terhadap komunikasi sosial entah karena keasikan “ngebrowse” atau karena internet dipakai sebagai alat pelarian dari masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadiannya, atau karena memang individu seperti ini tidak puas/kurang suka terhadap dirinya karena rendah diri, malu dan merasa tidak pantas untuk bergaul dengan orang lain. Oleh karena itulah, tidak mengherankanlah jika internet dipandang oleh individu introvers sebagai salah media yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan kepribadian mereka. Akibatnya, ia akan menciptakan dan menampilkan kepribadian yang lain sama sekali dari dirinya yang sebenarnya. Dengan kata lain, individu yang demikian lebih suka dengan kepribadian baru yang merupakan hasil rekayasa karena kepribadian yang demikian dipandang ideal bagi kepribadian introvert.
Sebaliknya, mereka yang memiliki tipe ekstrovert cenderung akan menggunakan internet sebagai media atau alat untuk mendapatkan informasi menambah pengetahuan atau sekedar mencari hiburan. Hal ini terjadi karena orang ekstrovert cenderung memiliki sosialisasi yang baik dengan lingkungannya. Oleh karena itu, mereka akan menggunakan internet sebagai alat sosialisasi. Hal ini berarti bahwa segala informasi yang ada di internet dapat mereka informasikan kembali pada orang lain karena memang salah satu dari sifatnya yang dominan adalah hatinya terbuka dan bersikap positif pada lingkungan masyarakat. Berkaitan uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa secara psikologis, tingkat keseringan penggunaan internet tidaklah sama antara individu satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi
Itryah 51
Jurnal PSYCHE
karena masing-masing individu berperilaku sesuai dengan kepribadiannya, serta aspek lain yang turut mempengaruhi perilakunya, seperti jenis kelamin.
Dilihat dari sisi jenis kelamin, intensitas penggunaan internet antara laki-laki dan wanita sangatlah berbeda. Meskipun pengguna internet di Amerika Serikat hampir seimbang antara pria dan wanita, namun secara keseluruhan, pengguna internet di seluruh dunia didominasi kaum adam. Pendapat ini berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan riset “Nielsen/Net-Rating”.
Sebagai contoh, untuk penggunaan sejak Desember 2000 hingga Desember 2001, riset ini menemukan bahwa jumlah perempuan di Amerika yang menjelajahi internet meningkat hingga 9 persen, yakni dari 50,4 juta di bulan Desember 2000 menjadi 55 juta pada Desember 2001. Sementara secara keseluruhan, kenaikkan jumlah pengguna internet di Amerika hanya 6 persen, dari 98,6 juta di bulan Desember 2000 menjadi 104,8 juta pada tahun berikutnya. Perusahaan riset itu menambahkan bahwa di Amerika Serikat, penjelajah internet pria berjumlah 49,8 juta pada bulan Desember 2001, yang berarti kenaikannya “hanya” sebesar 3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Masih berdasarkan laporan “Nielsen/Net-Rating”, meski peningkatan penggunaan internet oleh wanita lebih tinggi, namun pria ternyata menghabiskan lebih banyak content. Perusahaan riset itu menyebutkan, selama bulan Desember 2001, para laki-laki menghabiskan waktu 24 persen lebih banyak untuk online di internet dibandingkan wanita. Para pria tersebut rata-rata mengakses internet selama 11 jam perbulan; sementara para wanita rata-rata hanya 9 jam.
Hasil penelitian tersebut juga mengemukakan adanya perbedaan perilaku online di internet antara pria dan wanita. Wanita yang mengakses internet lebih banyak mengakses informasi yang berhubungan dengan situs kesehatan, fashion, dan kecantikan. Sedangkan pria, di lain pihak, lebih suka mengunjungi situs olah raga, berita, dan situs-situs hiburan lainnya (www.kompas.com).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, hipotesis penelitian ini dirumuskan: (1) ada perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari tipe kepribadian, (2) ada perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari jenis kelamin, dan (3) ada perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin.
Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari TipeKepribadian 52
Vol. 1 No. 1, Juli 2004
Metodologi Penelitian
Variabel-Variabel Penelitian
Variabel bebas (independent variable) penelitian ini adalah: (1) tipe kepribadian: ekstrovert dan introvert, dan (2) jenis kelamin: pria dan perempuan. Selanjutnya, variabel terikat (dependent variable) adalah intensitas penggunaan internet.
Subjek
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa UMM semester III–IX (angkatan 1998-2001) yang tinggal di Kelurahan Tlogomas, Kotamadya Malang. Sebelum dilakukan skoring, ada 106 subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Namun setelah dilakukan skoring untuk menentukan subjek yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka jumlah sampel yang digunakan adalah 85 orang; terdiri dari 39 laki-laki dan 46 orang perempuan, memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nominal dan data interval. Data untuk variabel bebas adalah data nominal yang berdasarkan pada kategori tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) dan jenis kelamin (pria atau wanita). Data untuk variabel tergantung (intensitas penggunaan internet) adalah data interval karena dinyatakan dalam angka skala, yang memiliki batas variasi nilai satu dengan yang lainnya sudah jelas serta jarak yang dapat dibandingkan.
Alat Ukur
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen. Instrumen yang pertama adalah inventory kepribadian, yakni Eysenck’s Personality Inventory-A. Inventory ini berfungsi untuk menentukan kepribadian seseorang itu termasuk ekstrovert dan introvert. Instrumen yang kedua adalah angket untuk mengukur intensitas penggunaan internet. Angket ini disusun berdasarkan tingkat keseringan atau frekuensi individu dalam menggunakan fasilitas internet di berbagai jaringan komputer atau warnet. Sebelum digunakan instrumen tersebut dianalisis reliabilitas dan validitasnya, dengan menggunakan koefisien product-moment dan koefisien alpha.
Metode Analisis Data
Data penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, dianalisis dengan menggunakan Anava 2-jalur dengan program SPS versi IBM/IN.
Itryah 53
Jurnal PSYCHE
Hasil
Secara deskriptif, intensitas penggunaan internet oleh subjek penelitian ini, dapat dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu subjek dengan intensitas penggunaan tinggi, sedang, dan rendah. Intensitas, sebagaimana dinyatakan dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Rangkuman Intensitas Penggunaan Internet
No.
Intensitas
Interval
f
P
1
Tinggi
29 - 42
3
3.52
2
Sedang
15 - 28
5
5.88
3
Rendah
1 - 14
77
90.58
Total
85
99.98
Keterangan: f = frekuensi; P = Prosentase
Dari sebaran intensitas penggunaan internet pada Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa 3,52% dari pengguna internet memiliki tingkat intensitas yang tinggi, 5,88% memiliki tingkat intensitas pengguna internet yang sedang, dan 90,58% memiliki intensitas pengguna internet rendah.
Selanjutnya, intensitas penggunaan internet dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe kepribadian. Klasifikasi tersebut dinyatakan dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2
Rangkuman Sebaran Tipe Kepribadian Terhadap
Intensitas Pengguna Internet
Ekstrovert
Introvert
No.
Intensitas
Penggunaan Internet
f
P
f
P
1
Tinggi (29-42)
-
-
3
5.357
2
Sedang (15-28)
-
-
5
8.929
3
Rendah (1-14)
29
100
48
85.714
Total
29
100
56
100
Dari sebaran tipe kepribadian terhadap intensitas pengguna internet pada Tabel 2, diketahui bahwa dari pengguna bertipe kepribadian introvert, terdapat 5,357% menunjukkan tingkat intensitas yang tinggi. Selanjutnya terdapat 8,929% yang menunjukkan intensitas sedang. Akhirnya, terdapat 85,714% yang menunjukkan tingkat intensitas rendah. Sementara itu, sebanyak Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari TipeKepribadian 54
Vol. 1 No. 1, Juli 2004
100% pengguna internet yang bertipe kepribadian ekstrovers menunjukkan intensitas penggunaan yang rendah.
Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif dapat diketahui rerata intensitas penggunaan internet dapat diketahui berdasarkan tipe kepribadian (introvers dan extrovers) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), sebagaimana dinyatakan pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3
Rerata Intensitas Penggunaan Internet
Sumber
Rerata
A1 (Introvert)
9.339
A2 (Ekstrovert)
5.655
B1 (Laki-laki)
9.308
B2 (Perempuan)
7.043
Hasil analisis untuk menguji ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Anava 2 jalur, sebagaimana diringkas dalam Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4
Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalur
Sumber
Jk
Db
Rk
F
R2
P
Antar A
289.318
1
259.318
5.842
0.052
0.017
Antar B
108.203
1
108.203
2.438
0.022
0.118
Inter AB
987.709
1
987.709
22.253
0.200
0.000
Dalam
3.595.193
81
44.385
-
-
-
Total
4.950.424
84
-
-
-
-
Dari hasil analisis pada Tabel 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang signifikan (F = 5.842; p = 0.017) ditinjau dari tipe kepribadian, di mana pengguna internet yang berkepribadian introvert memiliki intensitas yang lebih tinggi (rerata = 9.339) dibandingkan dengan pengguna internet yang bertipe kepribadian ekstrovert, (rerata = 5.655). Dengan demikian, hipotesis pertama penelitian ini yang berbunyai, “Ada perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari tipe kepribadian”, diterima.
Selanjutnya, dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang signifikan (F= 2.438 ; p=0.118) ditinjau dari jenis kelamin. Meskipun demikian, pengguna internet laki-laki memiliki intensitas yang lebih tinggi (rerata = 9.308) dibanding dengan pengguna internet perempuan (rerata = 7.043). Dengan demikian, hipotesis Itryah 55
Jurnal PSYCHE
kedua penelitian ini yang mengatakan, “Ada perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari jenis kelamin”, tidak terbukti.
Selain itu, dari Tabel 4 juga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang sangat signifikan (F= 22.253 ; p = 0.000) ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin, di mana laki-laki introvert memiliki intensitas yang tinggi (rerata = 19.900) dibandingkan dengan perempuan introvert (rerata = 7.043) dan laki-laki ekstrovert (rerata = 5.655). Dengan demikian, hipotesis ketiga penelitian ini yang mengatakan, “Ada perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin”, dapat diterima.
Beberapa hasil penelitian yang lain, dapat dikemukakan dari matriks uji-t antara tipe kepribadian dan jenis kelamin, sebagaimana dinyatakan pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5
Matriks Uji-t Inter AB
A,B
1,1
1,2
2,1
1,1
p
0.000
1,000
5.980
0.000
6.625
0.000
1,2
p
-5.980
0.000
0.000
1.000
0.646
0.527
2,1
p
-6.625
0.000
-0.646
0.594
0.000
1.000
Dari matrik uji-t di atas dapat dikemukakan bahwa: (1) ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang sangat signifikan antara pengguna introvert laki-laki dengan introvert perempuan (t = 5.980 ; p = 0.000); (2) ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang sangat signifikan antara pengguna introvert laki-laki dengan pengguna ekstrovert laki-laki (t = 6.625 ; p= 0.000); dan (3) tidak ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang sangat signifikan antara pengguna introvert perempuan dengan pengguna ekstrovert laki-laki (t = 0.646 ; p= 0.527).
Berdasarkan hasil analisis terhadap ketiga hipotesis penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1) ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang signifikan ditinjau dari tipe kepribadian, di mana pengguna internet yang bertipe kepribadian introvert memiliki intensitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengguna internet yang bertipe kepribadian ekstrovert;
2) tidak ada perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari jenis kelamin; dan Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari TipeKepribadian 56
Vol. 1 No. 1, Juli 2004
3) ada perbedaan intensitas penggunaan internet yang sangat signifikan ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin, di mana laki-laki introvert memiliki intensitas yang tinggi dibandingkan dengan perempuan introvert dan jika dibandingkan dengan pengguna laki-laki ekstrovert.
Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti.
1) Bagi pengguna internet.
Sebagai pengguna internet terutama yang memiliki intensitas tinggi dalam menggunakan internet, khususnya penggunaan yang berjenis kelamin laki-laki dan bertipe kepribadian introvert, agar tidak terlalu larut dalam penggunaan internet dan tidak melupakan bahwa hubungan dengan lingkungan (social interaction) adalah sangat penting, di mana setiap individu adalah bagian dari lingkungan sosial itu.
2) Bagi peneliti lain.
Bagi peneliti yang lain, sebaiknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang lebih banyak memiliki hubungan yang positif terhadap penggunaan internet, meskipun variabel tipe kepribadian dan jenis kelamin mempunyai pengaruh terhadap intensitas penggunaan internet. Disarankan bagi peneliti lain bila ingin meneliti intensitas penggunaan internet dan mengukur tipe kepribadian seseorang bukan hanya menggunakan inventory Eysenck’s Personality Inventory-A saja, tetapi dapat menggunakan inventory kepribadian yang lain yang lebih banyak mengungkap kepribadian seseorang.
Daftar Pustaka
Alwisol. 1998. Pengantar Psikologi Kepribadian Non-Psikoanalitik. Malang:
Alwisol Press.
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Atkinson, R.C. dan Atkinson, R.L. 1996. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Browne, S. 1995. Internet Lewat Mosaic dan World-Wide Web. Jakarta: PT Alex Media Komputindo Gramedia.
Dagun, S. M. 1992. Maskulin dan Feminin. Jakarta: Rineka Cipta.
Itryah 57
Jurnal PSYCHE
Fakih, M. 1999. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Finanto, B. dkk. 1999. Panduan Praktis Pemakai Internet. Malang: UMM Press.
Gunawan, B. 1995. “Dampak Teknologi Audio Visual Khususnya Internet bagi Anak dan Remaja”. Kompas, 1 Oktober 1995.
Hadi, S. 1990. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Kartono, K. 1980. Teori Kepribadian. Bandung: Alumni.
Kartono, K. 1992. Seri Psikologi Terapan V. Jakarta: CV Rajawali.
Koderi, M. 1999. Bolehkah wanita Menjadi Imam Negar?. Jakarta: Gema Insani Press.
Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.
Nielsen. 2001. “Internet Masih Didominasi Kaum Pria”, dalam www.e-psikologi.com., 13 Desember 2001.
Nielsen. 2001. “Internet dan Eksplorasi Diri”, dalam www.e-psikologi.com , 19 Agustus, 2000.
Patty, F. Woerjo, K. Syam, M.N. Ardhana, I. W. & Saleh, I. A. 1992. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Usaha Nasional.
Poerwanti, E. 1998. Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. Malang: UMM Press.
Prabuningkrat, S. 1997. Sosial Wanita Muslimah. Jakarta: Gema Insani Press.
Sears, D. O.., dan Freedman, J. L. 1985. Psikologi Sosial Jilid 2. Terj. Michael Ardryanto. Jakarta: Erlangga.
Shirky, C. 1995. Internet Lewat E-mail. Jakarta: Pt Alex Media Komputindo Gramedia.
Suharsono, K., dan Wijaya, R. 1998. Panduan Pengoperasian Internet. Malang: Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia.
Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari TipeKepribadian 58
Vol. 1 No. 1, Juli 2004
Sujanto, A. Lubis, H., dan Hadi, T. 1980. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Aksara Baru.
Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV Rajawali.
Tjiptono, F., dan Santoso, T.B. 2000. Strategi Riset Lewat Internet. Yogyakarta: Andi Offiset.
Tung, Y. K dan Lubis, T. M. 1995. Cara Menjadi Kaya dan Pintar Melalui Internet. Jakarta: Dinastindo.
Winarti, S., Jubaidah, S., dan Ellyawati, R. 2001. “Studi tentang Perilaku Seksual pada Penggunaan Layanan Cybersex”. Jurnal Psikologi. Surabaya: Fenomena.
Quey, L. T. 1997. Sahabat Internet. Bandung: Penerbit ITB